Dampak siklon tropis Seroja yang melanda Nusa Tenggara bagian timur dan sekitarnya telah menimbulkan kerugian harta benda dan korban jiwa. Lebih dari 100 orang meninggal dunia, ratusan orang mengalami luka, serta ribuan orang kehilangan tempat tinggal dan mengungsi. Ribuan ladang jagung dan gandum rusak berat, mengakibatkan beberapa daerah mengalami gagal panen.
Menanggapi situasi ini Romo Ch. Kristiono Puspo SJ, Direktur Lembaga Daya Dharma Keuskupan Agung Jakarta membentuk posko untuk melayani para donatur maupun umat yang berkeinginan menyumbangkan bantuan kepada para korban bencana alam di NTT. Posko dibuka sejak tanggal 8 April 2021 dengan Koordinator Posko pelayanan adalah Dian Susanti, staf Divisi Kebencanaan LDD KAJ.
Bantuan mengalir setiap hari mulai pukul 8 pagi hingga pukul 5 sore hari di Gedung Karya Sosial KAJ, yang terletak di samping Gedung Karya Pastoral KAJ. Para relawan yang datang dari berbagai paroki maupun latar belakang dengan setia membantu LDD KAJ dalam mendata, packing dan loading ke atas truk yang kemudian dibawa ke Pool Meratus di Tanjung Priok, yang selanjutnya ke Larantuka dan Atambua melalui jalur laut. Silih berganti, tidak kurang dari 10 relawan meluangkan waktu di tengah kesibukan mereka masing-masing. Mereka berasal dari Paroki Cilangkap, Paroki Jagakarsa, Paroki Halim, Paroki Bekasi dan bahkan relawan lintas agama yang bukan beragama Katolik.
Selain relawan, peran serta para donatur juga tidak kalah pentingnya. Dengan berbagai cara para donatur tak henti-hentinya mewujudkan bela rasa dalam bentuk dana, sembako, selimut, pembalut, popok bayi, biskuit, obat-obatan, masker, pakaian baru, alas tidur, kasur lipat, kelengkapan mandi, serta susu untuk anak-anak maupun dewasa. Tidak kalah pentingnya donasi transportasi, yaitu pengangkutan dari LDD KAJ menuju Pool Meratus, Tanjung Priok. Bukan hal mudah menyediakan transportasi untuk memindahkan barang bantuan yang mencapai 15 ton beratnya. Diperlukan pengetahuan dan pengalaman tersendiri dalam hal transportasi. Namun kemurahan hati dan budi baik para donatur membuat segalanya terasa ringan.
Compassion for NTT telah menjadi sebuah gerak bersama dalam berbela rasa bagi sesama, tanpa ada yang merasa diutamakan atau disisihkan. Seluruh pribadi yang terlibat menyadari tujuan utama dari gerakan ini, sehingga segala daya upaya dilakukan untuk meringankan beban saudara kita di NTT.
Salam Bela Rasa. Salam Kemanusiaan.